Gambar Sampul Antropologi · Bab 13 Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek, dan Lisan
Antropologi · Bab 13 Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek, dan Lisan
Siany

22/08/2021 09:07:04

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

183

Bab

13

KEPEDULIAN TERHADAP

BAHASA, DIALEK, DAN

TRADISI LISAN

K

eberadaan tradisi lisan berkaitan erat dengan keberadaan bahasa

dan dialek yang tengah berkembang dalam masyarakat. Tradisi

lisan memegang peranan penting dalam perkembangan bahasa dan

dialek karena sampai saat ini banyak bahasa dan dialek yang belum

mengenal tradisi tulisan sehingga perwarisan bahasa dan tradisi lisan

tersebut dilakukan dengan tradisi lisan pada generasi penerus.

Sumber:

Indonesian Heritage 10

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendeskripsikan kepedulian terhadap bahasa, dialek, dan tradisi Lisan.

2. Siswa mampu mendeskripsikan keberadaan bahasa, dialek, dan tradisi lisan dalam masyarakat.

3. Siswa mampu menganalisis perkembangan bahasa dan dialek.

4. Siswa mampu mengidentifikasi kepedulian terhadap pentingnya keberadaan tradisi lisan dalam

masyarakat.

Khazanah Antropologi SMA 1

184

Peta Konsep

Kata kunci

• perbedaan dialek

• perbedaan fonetik

• perbedaan semantik

• perbedaan onomasiologis

• perbedaan morfologis

• perkembangan bahasa karena aspek kebahasaan

• perkembangan bahasa karena aspek nonbahasa

• tradisi lisan

• semasiologis

Perbedaan fonetik

Perbedaan semantik

Perbedaan onomasiologis

Perbedaan morfologis

Aspek kebahasaan

Aspek nonkebahasaan

Melestarikan penelitian tradisi lisan

Melakukan penelitian tradisi lisan

Kepedulian

terhadap

bahasa,

dialek,

bahasa, dan

tradisi lisan

Bahasa,

dialek, dan

tradisi lisan

di Indonesia

Perkembangan

bahasa dan

dialek

Kepedulian

terhadap

tradisi lisan

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

185

Pada bab yang sebelumnya telah dibahas perbedaan pengertian

bahasa dan dialek. Berdasarkan sudut pandang politik, bahasa dapat

didefinisikan sebagai sistem komunikasi verbal yang secara resmi telah

diterima sebagai bentuk bahasa nasional, sedangkan dialek tidak

memperoleh kedudukan yang istimewa sebagai bahasa baku di antara

dialek-dialek lainnya di suatu negara.

Di dalam masyarakat terdapat beraneka ragam bahasa serta dialek.

Berdasarkan stratifikasi atau tingkatan lingkungan sosial budayanya

terdapat jenis bahasa baku, bahasa sehari-hari, slang,

cant

, dan jargon.

Selain itu, terdapat pembagian bahasa berdasarkan pada aspek tempat

atau geografis suatu bahasa.

Sebuah ragam bahasa yang dipergunakan di suatu daerah tertentu

lambat laun akan melahirkan suatu variasi bahasa yang berbeda-beda

lafal, tata bahasa, dan tata artinya dengan bahasa lainnya. Menurut para

ahli linguistik perbedaan dialek dapat dibagi menjadi lima jenis, antara

lain sebagai berikut.

1.

Perbedaan fonetik atau alofonetik. Perbedaan fonetik adalah

perbedaan tata bunyi vokal atau konsonan suatu bahasa. Perbedaan

tata bunyi tersebut menyebabkan pemakai suatu dialek atau bahasa

tidak menyadari adanya perbedaan tersebut. Misalnya, tata bunyi

kata cerme yang berarti buah

cerme

dalam bahasa Sunda, ada or-

ang yang mengucapkan

careme

atau

cereme

.

2.

Perbedaan semantik, yaitu terciptanya kata-kata baru berdasarkan

perubahan fonologi, pergeseran bentuk, dan makna kata.

Berdasarkan jenisnya, perbedaan semantik suatu bahasa dibagi

menjadi dua jenis, antara lain sebagai berikut.

a.

Pemberian nama yang berbeda untuk sebuah istilah yang sama

di suatu daerah. Misalnya, dalam bahasa Sunda, perbedaan kata

turi

dan

tury

untuk menyebut kata pohon turi, serta

balingbing

atau

calingcing

untuk menyebut pohon belimbing. Perubahan

semantik tersebut dikenal dengan istilah sinonim atau padan

kata.

b.

Pemberian nama yang sama untuk sebuah istilah yang berbeda

di suatu daerah. Misalnya, istilah

meri

untuk menyebut nama

itik dan anak itik dalam bahasa Sunda. Perubahan semantik

tersebut dikenal dengan istilah homonim.

3.

Perbedaan onomasiologis, yaitu perbedaan istilah di beberapa

daerah. Misalnya, istilah menghadiri kenduri di beberapa daerah

pemakai bahasa Sunda tertentu ada yang disebut

ondangan

,

kondangan

, atau

kaondangan

, sedangkan di beberapa tempat lainnya

disebut

nyambungan

. Perbedaan ini disebabkan adanya tanggapan

atau penafsiran yang berbeda mengenai kehadiran seseorang di

A. Keberadaan Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan dalam

Masyarakat

Khazanah Antropologi SMA 1

186

tempat kenduri tersebut. Istilah

kondangan

,

ondangan

, dan

kaondangan

didasarkan

kepada penafsiran bahwa kehadiran sese-

orang pada acara tersebut adalah karena

diundang oleh pemilik rumah, sedangkan

istilah

nyambungan

didasarkan kepada

penafsiran bahwa kehadiran seseorang

dalam sebuah acara kenduri adalah karena

adanya keinginan untuk menyumbang

barang kepada orang yang mengadakan

acara kenduri.

4.

Perbedaan semasiologis, yaitu pemberian

nama yang sama untuk beberapa konsep

B. Perkembangan Bahasa dan Dialek

Pada umumnya, orang beranggapan bahwa suatu bahasa berkaitan

dengan keadaan alam, suku bangsa, dan situasi politik di suatu daerah.

Selain itu, penentuan batas-batas pemakaian suatu bahasa dan dialek

juga didasarkan kepada faktor sejarah, agama, kebudayaan, ekonomi,

komunikasi, dan kesediaan masyarakat pemakai suatu bahasa untuk

menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa perkembangan suatu bahasa atau dialek dipengaruhi

oleh aspek kebahasaan dan nonkebahasaan seperti keadaan yang

memengaruhi ruang gerak penduduk setempat untuk berkomunikasi

dengan dunia luar. Pembentukan suatu ragam bahasa atau dialek

disebabkan adanya hubungan dan keunggulan bahasa-bahasa atau

dialek-dialek ketika terjadi perpindahan penduduk, perang, dan

penjajahan. Pembentukan ragam bahasa juga dipengaruhi oleh kosakata,

Sumber:

Indonesian Heritage 9

Gambar 13.1 Acara kenduri

yang berbeda. Misalnya, pengucapan frase-frase rambutan Aceh,

pencak Cikalong, dan orang yang berhaluan kiri yang hanya

diucapkan sebagai Aceh, cikalong, atau kiri saja. Padahal apabila

dijabarkan istilah Aceh mempunyai lima buah makna, yaitu nama

suku bangsa, nama daerah, nama kebudayaan, nama bahasa, dan

nama sejenis rambutan.

5.

Perbedaan morfologis, yaitu perbedaan sistem tata bentuk kata.

ktivita:

Kecakapan Akademik

Amatilah perbedaan dialek bahasa

daerah yang Anda pakai. Adakah contoh

perbedaan fonetik, semantik, onoma-

siologis, semasiologis, dan morfologis

dialek bahasa daerah yang Anda pakai?

Tulislah satu contoh masing-masing

perbedaan dialek tersebut pada selembar

kertas. Selanjutnya, uraikan hasil tugas

Anda tersebut di depan kelas!

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

187

struktur, dan cara-cara pengucapan atau lafal dialek atau bahasa lainnya.

Perkembangan suatu bahasa atau dialek dapat berkembang membaik

apabila dipakai secara luas oleh masyarakat dan menjadi bahasa baku

atau memburuk apabila suatu bahasa lenyap dan tidak dipakai lagi oleh

masyarakat. Contoh perkembangan membaik adalah diangkat dan

diakuinya bahasa dan dialek Sunda Kota Bandung sebagai bahasa Sunda

baku dan bahasa sekolah di Jawa Barat serta bahasa Jawa Kota Surakarta

sebagai bahasa baku bahasa Jawa dan bahasa sekolah di Jawa Tengah.

Sebaliknya, contoh perkembangan memburuk adalah lenyapnya bahasa

dan dialek Sunda di kampung Legok, Indramayu karena pada saat ini

penduduk kampung tersebut hanya dapat menggunakan bahasa Jawa

Cirebonan.

Perkembangan memburuk bahasa atau dialek-dialek daerah terjadi

pada bahasa daerah yang jumlah pemakainya sedikit dan diancam bahaya

kepunahan. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

perkembangan memburuk suatu bahasa atau dialek, antara lain sebagai

berikut.

1.

Adanya pengaruh pemakaian bahasa nasional dalam pola

penggunaan bahasa daerah dan pengaruh bahasa nasional dan

bahasa baku suatu bahasa daerah ke dalam dialek melalui berbagai

Sumber:

Dokumen Penerbit

Gambar 13. 2 Pemakaian bahasa di sekolah

mempertahankan cara-cara hidup yang pernah mereka terapkan

selama di rantau. Misalnya, dalam penggunaan bahasa daerah

mereka akan lebih banyak memakai bahasa nasional atau bahasa

asing dalam percakapan sehari-hari dibanding penduduk desa yang

tidak pernah merantau. Selain itu, dalam penggunaan dialek,

seseorang yang pernah merantau akan tetap mempergunakan bahasa

baku karena mereka sadar bahwa dialek bahasa daerahnya tidak

selengkap bahasa baku.

saluran, baik resmi atau tidak resmi, seperti

sekolah, lembaga pendidikan, dan saluran

seni budaya.

2.

Faktor sosial berupa membaiknya taraf

kehidupan sosial masyarakat. Dengan

bertambah baiknya taraf kehidupan sosial

maka kemungkinan untuk memperoleh

pendidikan yang lebih baik akan membuka

peluang mobilitas status sosial ekonomi

seseorang. Misalnya, seorang penduduk

desa yang merantau ke kota untuk bekerja

atau menuntut ilmu. Di kota, seorang

penduduk desa harus hidup dalam ling-

kungan yang berbeda dengan lingkungan di

kampung asalnya. Apabila mereka kembali

ke kampung halamannya, mereka akan tetap

Khazanah Antropologi SMA 1

188

Bahasa-bahasa daerah yang jumlah pemakainya sedikit dan berada

di daerah-daerah terpencil merupakan bahasa-bahasa daerah yang besar

sekali kemungkinannya akan lenyap. Namun, dialek yang paling besar

kemungkinannya untuk hilang adalah dialek yang ada di kota-kota

karena tergeser oleh bahasa baku dan bahasa kebangsaan di kota-kota

yang lebih sering digunakan oleh penduduk.

Di Indonesia pengaruh yang berasal dari bahasa Indonesia sebagai

bahasa kebangsaan ke dalam bahasa daerah di Indonesia jauh lebih besar

dibandingkan dengan pengaruh bahasa daerah pada bahasa Indonesia.

Hal tersebut disebabkan oleh kelebihan kedudukan bahasa Indonesia

sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa negara yang tidak dimiliki oleh

berbagai bahasa daerah di Indonesia.

ragam kata bahasa Indonesia. Misalnya, di

Makassar kata lembek sering dilafalkan

dengan dua /

e

/ pepet (sama seperti orang

melafalkan kata pesta) dan konsonan /k/ yang

samar (mirip dengan pelafalan umum kata

bapak). Sebaliknya, pemakaian istilah

ketabrak

,

ketemu

,

kepergok

, atau

kecantol

adalah ragam morfologi yang kental dengan

pengaruh bahasa Jawa. Selain itu, ber-

dasarkan analisis sintaksis, pengaruh bahasa

Sunda terlihat pada pemakaian frase oleh

ntropologia

Adanya kelebihan-kelebihan tersebut menyebabkan hampir setiap

orang berusaha untuk menguasai bahasa Indonesia dengan lancar

sehingga tidak jarang mengorbankan pemakaian bahasa daerahnya

sendiri. Di samping itu, selain rumpun bahasa-bahasa di Provinsi Papua,

bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia pada

dasarnya termasuk ke dalam satu rumpun bahasa yang sama, yaitu

rumpun bahasa Austronesia sehingga proses pemengaruhan antarbahasa

tersebut akan semakin cepat terjadi. Selanjutnya, kesamaan sistem dan

struktur bahasa-bahasa serumpun tersebut menyebabkan proses pemenga-

ruhan tersebut seringkali tidak terasa sebagai sesuatu yang dipaksakan.

Pada saat ini telah muncul kecenderungan bahasa-bahasa dan dialek

lokal turut memengaruhi pembentukan ragam kata bahasa Indonesia

seperti penyerapan istilah bahasa atau dialek Jawa dan Sunda dalam

Pengaruh bahasa dan dialek yang digu-

nakan sangat memengaruhi gaya hidup

masyarakat. Bahasa dan dialek yang

digunakan seseorang mencerminkan sta-

tus sosial ekonomi seseorang. Misalnya,

pemakaian bahasa dan dialek yang bersifat

ilmiah untuk menandakan bahwa si penutur

merupakan golongan yang berpendidikan.

ktivita:

Kecakapan Personal

Bacalah novel sastra remaja populer

yang disebut

teenlit

atau

chicklit

. Amatilah

ragam bahasa remaja yang digunakan

dalam penulisan novel tersebut. Selanjut-

nya, tulislah contoh-contoh pemakaian

ragam bahasa remaja dalam novel

tersebut pada selembar kertas. Kumpul-

kanlah hasil kegiatan Anda pada guru

untuk dinilai!

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

189

Sumber:

Dokumen Penerbit

Gambar 13.3 Novel sastra remaja populer

saya, apabila dipakai dalam kalimat, " ..... belum selesai dikerjakan

oleh saya” (

teu acan didamel ku abdi

).

Keberadaan ragam-ragam bahasa atau dialek menunjukkan adanya

interaksi yang saling memengaruhi antara bahasa nasional dan bahasa

lokal setiap kelompok etnik di Indonesia. Pada awalnya, pengaruh ragam

bahasa lokal hanya terjadi pada saat seseorang berkomunikasi secara lisan

karena ia cenderung merasa sungkan bila tidak menggunakan bahasa baku

dalam komunikasi tulisan. Namun, seiring dengan semakin populernya

C. Kepedulian terhadap Pentingnya Keberadaan Tradisi Lisan

dalam Masyarakat

Keberadaan tradisi lisan berkaitan erat dengan keberadaan bahasa

serta dialek yang tengah berkembang dalam masyarakat. Tradisi lisan

merupakan tradisi masyarakat sebelum mengenal tulisan yang dituturkan

secara turun-temurun secara lisan berupa bahasa atau dialek lokal, cerita

rakyat, adat istiadat, kepercayaan rakyat, dan hukum adat. Tradisi lisan

memegang peranan yang cukup penting dalam perkembangan bahasa

dan dialek karena sampai saat ini masih banyak bahasa atau dialek-

dialek lokal yang belum mengenal tradisi tulisan sebagai sarana

pewarisan kebudayaan. Karena belum mengenal tulisan maka bahasa

dan dialek lokal tersebut hanya bisa diwariskan kepada generasi penerus

melalui tradisi lisan. Selain itu, tradisi lisan memegang peranan yang

sangat penting bagi kepentingan-kepentingan penelitian bahasa serta

dialek-dialek yang ada di dalam masyarakat karena sumber-sumber

tradisi lisan tersebut tersimpan di dalam khazanah-khazanah sumber

aslinya, yaitu para pemakai bahasa serta dialek-dialek tersebut.

Namun, seiring dengan semakin pesatnya arus perubahan sosial

budaya maka penelitian mengenai tradisi lisan semakin perlu digalakkan.

piranti telekomunikasi berupa pesan elektronik

singkat atau SMS (

Short Message Service

)

pada telepon seluler dan internet, pemakaian

ragam bahasa dalam novel sastra remaja

populer yang disebut

teenlit

dan

chicklit

,

percakapan, papan iklan, logo, dan aneka

lambang perusahaan ragam bahasa lokal

semakin dipengaruhi oleh pemakaian bahasa

dan dialek lokal. Misalnya, di Bandung akan

lahir istilah Rumah Sakit Santo Yusup karena

orang Sunda terbiasa mengucapkan lafal /f/

dengan /p/. Contoh tersebut menunjukkan

bahwa peluang untuk mengekspresikan

bahasa dan dialek lokal dalam berbahasa

menjadi semakin luas.

Khazanah Antropologi SMA 1

190

Apabila penelitian mengenai masalah tradisi lisan tersebut tidak segera

dilaksanakan kemungkinan besar suatu saat nanti sumber-sumber lisan

tersebut akan mengalami kepunahan.

Pada saat ini telah banyak khazanah sumber-sumber tradisi lisan

seperti cerita rakyat serta adat istiadat yang sudah mulai punah. Oleh

karena itu, upaya untuk melestarikan bahasa, dialek, dan tradisi lisan

dapat dilakukan dengan ikut menjaga dan melestarikannya dalam

kehidupan sehari-hari, menghormati bahasa, dialek, dan tradisi lisan

masyarakat lain serta mengembangkan potensi bahasa, dialek, dan tradisi

lisan yang ada di lingkungan masyarakat.

angkuman

Perkembangan bahasa dan dialek

suatu daerah tertentu memiliki banyak

faktor, baik dari segi kebahasaan maupun

nonkebahasaan. Hal ini juga dipicu oleh

adanya faktor yang selama ini dianggap

penting dalam perkembangan bahasa dan

dialek, yaitu keadaan alam, suku bangsa

maupun kondisi politik suatu daerah.

Sebagai bangsa yang menghargai budaya

lokal, sangat penting untuk menghargai

bahasa, dialek, dan tradisi lisan yang

berkembang di daerah-daerah karena per-

kembangan sejarah umat manusia sudah

dimulai sejak manusia belum mengenal

tulisan. Lunturnya proses pewarisan tradisi

lisan, bahasa, dan dialek daerah dipenga-

ruhi oleh banyak faktor seperti pengaruh

pemakaian bahasa nasional sebagai

bahasa baku dalam berkomunikasi. Selain

itu, faktor sosial ekonomi masyarakat yang

semakin meningkat menyebabkan peru-

bahan dalam penggunaan bahasa daerah

dengan mengganti bahasa nasional yang

mudah dipahami. Oleh karena itu, sangat

penting untuk melakukan sebuah penelitian

yang memfokuskan pada pencarian nara-

sumber tradisi lisan sehingga keberadaan

tradisi lisan tidak punah, menjaga dan

melestarikan bahasa, dialek, dan tradisi

lisan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada saat ini banyak khazanah sumber

tradisi lisan seperti cerita rakyat dan adat

istiadat yang hampir punah. Hilangnya

kekayaan budaya bangsa tersebut patut

disayangkan karena berbagai tradisi lisan

tersebut mengandung kearifan lokal yang

perlu diketahui generasi penerus. Apa yang

perlu dilakukan untuk menyelamatkan

tradisi lisan tersebut? Renungkan dan tulis

pendapat Anda dalam buku kerja!

awasan Etos Kerja

Indonesia kaya akan khazanah tradisi lisan

yang perlu dilestarikan. Berbagai suku

bangsa di Indonesia memiliki khazanah

tradisi lisan dalam bentuk bahasa daerah,

cerita rakyat, adat istiadat, kepercayaan

rakyat, dan hukum adat. Misalnya, pertun-

jukan wayang kulit di Jawa, pembacaan

syair

mabasan

di Bali, dan drama

makyong

di Riau.

awasan Kebhinekaan

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

191

ji Kompetensi

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda

silang (

x

) di depan huruf a, b, c, d, atau e!

1.

Berikut ini adalah pembagian jenis

bahasa yang bukan berdasarkan ling-

kungan sosialnya, ....

a.

slang

b.

jargon

c.

cant

d.

paradoks

e.

bahasa baku

2.

Salah satu faktor yang menyebabkan

perkembangan memburuk suatu bahasa,

adalah ....

a.

membaiknya taraf kehidupan sosial

ekonomi seseorang

b.

pengaruh bahasa asing

c.

peperangan

d.

penjajahan

e.

perdagangan

3.

Perbedaan istilah

ondangan

,

kaon-

dangan

dan

nyambungan

dalam bahasa

Sunda adalah salah satu contoh perbe-

daan bahasa berdasarkan ....

a.

semantik

b.

onomasiologis

c.

afonetik

d.

semasiologis

e.

morfologis

4.

Pemilihan suatu bahasa atau dialek

daerah menjadi bahasa baku dipengaruhi

oleh pertimbangan ....

a.

ekonomi

d.

ilmiah

b.

politik

e.

semua benar

c.

budaya

5.

Pemakaian istilah Aceh, Cikalong, dan

kiri untuk menyebut nama rambutan

Aceh, Pencak Cikalong, dan orang yang

berhaluan kiri disebut perbedaan ....

a.

semantik

b.

onomasiologis

c.

afonetik

d.

semasiologis

e.

morfologis

6.

Pemberian nama yang sama untuk

beberapa konsep yang berbeda disebut

perbedaan berdasarkan...

a.

semantik

b.

onomasiologis

c.

afonetik

d.

semasiologis

e.

morfologis

7.

Perbedaan istilah menghadiri kenduri di

beberapa daerah pemakai bahasa Sunda

tertentu ada yang disebut ondangan,

kondangan, atau kaondangan disebut

perbedaan berdasarkan...

a.

semantik

b.

onomasiologis

c.

afonetik

d.

semasiologis

e.

morfologis

efleksi

Setelah mempelajari bab ini, Anda seha-

rusnya mampu memahami tentang

1. keberadaan bahasa, dialek, dan tradisi

lisan dalam masyarakat;

2. perkembangan bahasa dan dialek;

3. kepedulian terhadap pentingnya kebe-

radaan tradisi lisan dalam masyarakat.

Apabila masih terdapat materi yang belum

Anda pahami, pelajarilah kembali sebelum

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Khazanah Antropologi SMA 1

192

8.

Terciptanya kata-kata baru berdasarkan

perubahan fonologi, pergeseran bentuk

dan makna kata disebut perbedaan

berdasarkan ....

a.

semantik

b.

onomasiologis

c.

afonetik

d.

semasiologis

e.

morfologis

9.

Perbedaan tata bunyi vokal atau konso-

nan suatu bahasa disebut perbedaan ....

a.

semantik

b.

onomasiologis

c.

fonetik

d.

semasiologis

e.

morfologis

10. Definisi bahasa sebagai sistem komuni-

kasi verbal secara resmi telah diterima

sebagai bentuk bicara nasional didasar-

kan atas sudut pandang ....

a.

budaya

b.

nasionalisme

c.

integrasi nasional

d.

multikulturalisme

e.

politik

11. Diangkat dan diakuinya bahasa dan

dialek Sunda kota Bandung sebagai

bahasa Sunda baku dan bahasa sekolah

di Jawa Barat serta bahasa Jawa kota

Surakarta sebagai bahasa baku bahasa

Jawa dan bahasa sekolah di Jawa Tengah

adalah contoh perkembangan bahasa

yang bersifat ....

a.

konstan

b.

stabil

c.

tetap

d.

menurun

e.

membaik

12. Lenyapnya bahasa dan dialek Sunda di

kampung Legok, Indramayu karena pada

saat ini penduduk kampung tersebut

hanya dapat menggunakan bahasa Jawa

Cirebonan adalah contoh perkembangan

bahasa yang bersifat ....

a.

konstan

b.

stabil

c.

tetap

d.

menurun

e.

membaik

13. Faktor yang dapat menyebabkan terjadi-

nya perkembangan memburuk suatu

bahasa atau dialek adalah ....

a.

pemakaian bahasa asing

b.

pengaruh budaya barat

c.

pengaruh pemakaian bahasa na-

sional dalam pola penggunaan

bahasa daerah dan pengaruh bahasa

nasional dan bahasa baku suatu

bahasa daerah ke dalam dialek

d.

kemajuan teknologi informasi

e.

pengaruh media massa asing

14. Tradisi masyarakat sebelum mengenal

tulisan yang dituturkan secara turun-

temurun secara lisan berupa bahasa atau

dialek lokal, cerita rakyat, adat istiadat,

kepercayaan rakyat, dan hukum adat

disebut ....

a.

folklor

b.

tradisi budaya

c.

tradisi lisan

d.

legenda

e.

mitos

15. Pemakaian istilah ketabrak, ketemu,

kepergok, atau kecantol adalah ragam

morfologi yang kental dengan pengaruh

bahasa ....

a.

Makkasar

b.

Betawi

c.

Sunda

d.

Cirebon

e.

Melayu

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

193

B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat!

1.

Deskripsikan secara singkat perbedaan fonetik dalam pemakaian suatu dialek!

2.

Deskripsikan secara singkat salah satu faktor penyebab memburuknya pemakaian suatu

bahasa atau dialek!

3.

Sebutkan enam unsur yang memengaruhi penentuan batas-batas pemakaian suatu bahasa

dan dialek!

4.

Deskripsikan secara singkat langkah-langkah untuk melestarikan tradisi lisan dalam

masyarakat!

5.

Deskripsikan secara singkat salah satu contoh pengaruh bahasa daerah dalam pemakaian

bahasa baku di Indonesia!

6.

Uraikan contoh penyerapan istilah bahasa atau dialek Jawa dan Sunda dalam ragam

kata bahasa Indonesia!

7.

Uraikan dua buah contoh perbedaan semantik!

8.

Uraikan secara singkat contoh perbedaan onomasiologis di beberapa daerah!

9.

Apakah yang dimaksud perbedaan onomasiologis?

10. Apakah yang dimaksud perbedaan semasiologis?

Khazanah Antropologi SMA 1

194

oal-Soal Ulangan Umum Semester 2

A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda

silang (

x

) di depan huruf a, b, c, d, atau e!

1.

Yang membedakan antara manusia

dengan binatang adalah adanya ....

a.

kemampuan berbahasa manusia

b.

kemampuan pendengaran manusia

c.

kemampuan penglihatan manusia

d.

kemampuan penciuman manusia

e.

kemampuan kecepatan manusia

2.

Setiap arus bunyi yang dihasilkan oleh

alat ucap manusia belum tentu dapat

dikatakan sebagai bahasa selama arus

bunyi itu tidak mengandung suatu ....

a.

ungkapan tertentu

b.

makna tertentu

c.

bunyi tertentu

d.

getaran tertentu

e.

gelombang tertentu

3.

Setiap kelompok masyarakat, bahasa

biasanya telah memiliki kesepakatan

mengenai ....

a.

kaidah bunyi ujaran tertentu

b.

frekuensi bunyi ujaran tertentu

c.

tahapan bunyi ujaran tertentu

d.

struktur bunyi ujaran tertentu

e.

intonasi bunyi ujaran tertentu

4.

Kesatuan-kesatuan arus bunyi (arus

ujaran) yang telah mengandung arti serta

makna tertentu secara bersama-sama

akan membentuk ....

a.

perbendaharaan kata

b.

perbendaharaan kalimat

c.

struktur bunyi kata

d.

struktur bunyi kalimat

e.

struktur bunyi bahasa

5.

Bahasa adalah alat komunikasi yang

khusus dengan mempergunakan sarana

berupa ....

a.

rangkaian kata-kata

b.

bunyi kalimat

c.

pita suara manusia

d.

alat ucap manusia

e.

alat getar bunyi

6.

Berikut ini adalah pembagian jenis

bahasa bukan berdasarkan lingkungan

sosialnya ....

a.

slang

d.

paradoks

b.

jargon

e.

bahasa baku

c.

cant

7.

Salah satu faktor yang menyebabkan

perkembangan memburuk suatu bahasa

adalah ....

a.

membaiknya taraf kehidupan sosial

ekonomi seseorang

b.

pengaruh bahasa asing

c.

peperangan

d.

penjajahan

e.

perdagangan

8.

Perbedaan istilah

ondangan, kaon-

dangan

dan

nyambungan

dalam bahasa

Sunda adalah salah satu contoh per-

bedaan bahasa berdasarkan ....

a.

semantik

b.

onomasiologis

c.

afonetik

d.

semasiologis

e.

morfologis

9.

Pemilihan suatu bahasa atau dialek

daerah menjadi bahasa baku dipengaruhi

oleh pertimbangan....

a.

ekonomi

b.

politik

c.

budaya

d.

ilmiah

e.

semua benar

10. Munculnya berbagai ragam bahasa dan

dialek yang terdapat dalam masyarakat

disebabkan karena adanya faktor waktu,

tempat, sosial, budaya, situasi, serta

sarana pengungkapan adalah menurut....

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

195

a.

Sadtono

b.

Pateda

c.

J. S. Badudu

d.

Gorys Keraf

e.

Harimurti Kridalaksana

11. Ragam bahasa yang digunakan oleh

seseorang yang berbeda dengan orang

lain disebut ....

a.

dialek

b.

idiolek

c.

kreol

d.

pijin

e.

logat

12. Ragam bahasa berdasarkan segi pema-

kainya akan menghasilkan ....

a.

bahasa ibu

b.

bahasa daerah

c.

bahasa pengantar

d.

bahasa lisan

e.

bahasa nasional

13. Pengertian tradisi lisan sebagai kesaksian

yang diwariskan secara lisan dari generasi

ke generasi adalah menurut ....

a.

W.Meijner

b.

Koentjaraningrat

c.

Jan Vansina

d.

Harold Brunvand

e.

Alan Dundes

14. Istilah

Jengkol

untuk menyebut kaca-

mata di kalangan pencopet di Jakarta

adalah contoh penggunaan ....

a.

slang

b.

dialek

c.

logat

d.

cant

e.

onomatopoetis

15. Contoh pembentukan istilah onomato-

poetis dalam bahasa Betawi adalah ....

a.

gregetan

d.

rumput

b.

kaca mata

e.

ngabun

c.

jengkol

16. Bentuk kebudayaan yang pertama kali

diwariskan secara generatif kepada

setiap manusia adalah ....

a.

norma dan nilai

b.

silsilah keluarga

c.

adat istiadat

d.

kekerabatan

e.

perilaku

17. Apa yang dimaksud dengan konsep

kebudayaan sapu bersih menurut Koen-

tjaraningrat....

a.

kebudayaan bersifat relatif antar-

masyarakat

b.

kebudayaan adalah milik bersama

seluruh anggota masyarakat

c.

kebudayaan adalah sebuah proses

belajar yang tak berkesudahan

d.

kebudayaan adalah hasil pikiran

manusia

e.

kebudayaan terdiri atas segala sis-

tem kehidupan manusia dari mulai

bahasa sampai dengan seni, eko-

nomi, agama, dan moral

18. Proses belajar penting bagi proses

pewarisan kebudayaan karena....

a.

pewarisan budaya membutuhkan

proses belajar dalam waktu yang

lama

b.

perlunya interaksi antara sesama

manusia

c.

adanya saling memengaruhi yang

memerlukan proses

d.

dibutuhkannya agen-agen pewaris

kebudayaan

e.

perlu memikirkan efek dari suatu

kebudayaan

19. Dalam pemikiran Darwinisme sosial

proses pewarisan kebudayaan yang

bersifat generatif adalah ....

a.

tingkah laku anak meniru orang

tuanya

b. perilaku anak didasarkan atas

interaksinya dengan teman-teman

c.

gen orang tua terwaris dalam gen

anak-anaknya

d.

watak anak dibentuk oleh keluar-

ganya

e.

kepandaian anak didapatkan dari or-

ang tuanya

Soal-soal Ulangan Umum Semester 2

Khazanah Antropologi SMA 1

196

20. Apa yang dimaksud dengan manusia

sebagai makhluk sosial....

a.

manusia selalu melakukan sistem

ekonomi

b.

manusia tidak bisa lepas dari inter-

aksi dengan sesamanya

c.

manusia selalu mencari kepuasan

untuk hidupnya

d.

manusia selalu berusaha memenuhi

kebutuhan hidupnya

e.

manusia adalah mahkluk yang bisa

menggunakan bahasa

21. Di bawah ini yang merupakan fungsi

bahasa adalah ....

a.

fungsi manifes dan laten

b.

fungsi sosial dan budaya

c.

fungsi artistik dan filosofis

d.

fungsi sosialisasi

e.

fungsi internal

22. Penentuan dialek suatu bahasa ter-

gantung pada ....

a.

perbedaan tata bunyi dan tekanan kata

b.

perbedaan makna bahasa

c.

perbedaan kosakata

d.

banyaknya penyerapan bahasa asing

e.

tergantung pemakai bahasa

23. Bahasa resmi bangsa Indonesia adalah

bahasa Indonesia yang berasal dari

rumpun bahasa ....

a.

Melayu

b.

Inggris

c.

Tagalog

d.

Mandarin

e.

Belanda

24. Penggunaan ragam bahasa di pasar

disebut ....

a.

dialek

b.

bahasa gaul

c.

cant

d.

shoptalk

e.

slang

25. Fungsi bahasa slang yang berkembang

saat ini adalah ....

a.

alat komunikasi yang efektif

b.

menyamakan arti bahasa

c.

simbol budaya kelompok tertentu

d.

memberikan makna yang berbeda

e.

sebagai bahasa gaul

26. Ragam bahasa tidak resmi yang bersifat

musiman yang dipakai oleh suatu

kelompok masyarakat tertentu untuk

komunikasi intern dengan maksud

menyamarkan arti bahasanya terhadap

orang luar disebut....

a.

kolokuial

b.

cant

c

sirkomlokusi

d.

logat

e.

slang

27. Pemberian nama tradisional jalan atau

tempat tertentu berdasarkan legenda

sejarah disebut....

a.

kolokuial

b.

cant

c

sirkomlokusi

d.

logat

e.

onomatis

28. Penyebutan istilah harimau yang hidup

di suatu hutan dengan istilah

eyang

(kakek) dalam masyarakat Jawa dan

datuk

(kakek) di kalangan masyarakat

Jambi merupakan contoh ragam bahasa

rakyat jenis...

a.

kolokuial

b.

cant

c

sirkomlokusi

d.

logat

e.

onomatis

29. Bahasa

nista

(rendah); bahasa

madia

(menegah); dan bahasa

utama

(resmi)

adalah ragam bahasa bertingkat di

kalangan masyarakat.....

a.

Jawa Tengah

b.

Sunda

c.

Maluku

d.

Cirebon

e.

Bali

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

197

30. Berikut ini adalah empat fungsi bahasa

rakyat menurut James Danadjaja,

ke-

cuali

....

a.

memberi dan memperkokoh iden-

titas kelompok

b.

melindungi pemakai bahasa rakyat

dari ancaman kelompok lain atau

penguasa

B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat!

1.

Sebutkan empat fungsi bahasa!

2.

Deskripsikan secara singkat perbedaan slang dan

cant

!

3.

Deskripsikan secara singkat perbedaan tradisi lisan dengan folklor!

4.

Deskripsikan secara singkat perbedaan antara bahasa pijin dan bahasa kreol!

5.

Sebutkan lima rumpun bahasa di dunia!

6.

Deskripsikan secara singkat metode penelitian antropologi linguistik!

7.

Deskripsikan secara singkat usaha untuk melestarikan tradisi lisan di Indonesia!

8.

Deskripsikan secara singkat contoh pengaruh memburuk suatu bahasa daerah!

9.

Deskripsikan secara singkat pengertian unsur kebudayaan!

10. Deskripsikan secara singkat pengertian wujud kebudayaan!

11. Deskripsikan secara singkat perbedaan pengertian bahasa dan dialek!

12. Deskripsikan secara singkat perbedaan pengertian slang dan

cant

!

13. Sebutkan empat fungsi bahasa!

14. Deskripsikan secara singkat contoh penggunaan

cant

!

15. Deskripsikan secara singkat pembentukan ragam bahasa di pasar!

16. Sebutkan lima jenis bahasa rakyat!

17. Jelaskan pengertian sirkomlokusi!

18. Jelaskan contoh

cant

yang digunakan di kalangan para pengguna narkoba!

19. Jelaskan perbedaan antara onomatopoetis dan onomastis!

20. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan

slang

!

21. Deskripsikan terjadinya proses tarik-menarik antara pemakaian bahasa standar dengan

bahasa lokal!

22. Deskripsikan pemilihan suatu dialek bahasa di suatu negara menjadi bahasa nasional!

23. Deskripsikan pengertian dialek yang mempunyai unsur atau ciri-ciri kedaerahan!

24. Deskripsikan secara singkat perbedaan antara bahasa pijin dan bahasa kreol!

25. Deskripsikan contoh proses munculnya bahasa pijin di Kepulauan Nusantara!

Soal-soal Ulangan Umum Semester 2

c.

memperkokoh pemakai bahasa

rakyat dalam sistem pelapisan sosial

masyarakat

d.

menambah keakraban dalam per-

gaulan

e.

memperkokoh kepercayaan rakyat

terhadap nuilai-nilai budayanya.

Khazanah Antropologi SMA 1

198

Glosarium

adopsi

: keputusan untuk menggunakan tek-

nologi yang baru sebagai cara ber-

tindak yang paling baik

adopter

: pengadopsi

ateisme

: tidak beragama

chatting

: berkomunikasi secara langsung di

internet

cyber crime

: kejahatan dalam dunia internet

difusi

: proses penyebaran kebudayaan

dinamisme

: suatu paham atau aliran keagamaan

yang mempercayai adanya daya-daya

sakral yang ada pada suatu benda

e-commerce

: aktivitas jual beli melalui jaringan

internet

e-mail

: surat elektronik di internet

filum

: golongan besar bahasa

holistik

: menyeluruh dan terkait satu sama lain

hukum adat

: suatu kompleks kebiasaan dengan

kadar moral yang bervariasi dari yang

berbobot moral yang berkadar kepan-

tasan hingga yang berbobot sopan

santun yang mengatur perilaku lahiriah

ibadah

: bagian dari tingkah laku keagamaan

yang aktif dan dapat diamati

informasi

: keterangan, pemberitahuan

kebudayaan

: peralatan atau cara-cara yang diguna-

kan dan diciptakan manusia dalam

rangka mempertahankan hidupnya

kecepatan adopsi

: tingkat kecepatan penerimaan inovasi

oleh anggota sistem sosial

kepercayaan-kepercayaan

: bagian dari perilaku beragama terdiri

atas mitos-mitos, upacara-upacara

keagamaan, dan peribadahan yang

membantu untuk mencapai tujuan

perilaku keagamaan

kitab suci

: yang menjadi acuan bagi pelaksanaan

agama dimana segala peraturan keaga-

maan digariskan.

komparatif

: perbandingan

198

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

199

komunikasi

: proses dimana pesan-pesan disampai-

kan dari sumber kepada penerima

kuesioner

: alat pengumpul data dalam penelitian

kuantitatif

kultural universal

: tujuh unsur kebudayaan yang terdiri

atas sistem peralatan hidup, sistem

teknologi dan ilmu pengetahuan,

sistem kekerabatan, sistem religi,

sistem ekonomi dan mata pencaharian

hidup, sistem bahasa, dan sistem

kesenian.

labuhan

: upacara yang dilakukan oleh masya-

rakat Yogyakarta di untuk menyembah

Nyi Roro Kidul dengan cara memberi-

kan sesaji dan melarungnya di Laut

Selatan

religi

: sistem yang terdiri atas konsep-konsep

yang dipercaya dan menjadi keyakinan

secara mutlak suatu umat dan upacara-

upacara beserta pemuka agama yang

melaksanakannya

ritual

: praktik keagamaan

ritus

: praktik keagamaan

SDM

: sumber daya manusia

simbol

: salah satu cara untuk menghidupkan

benda-benda dan makhluk-makhluk

sakral yang gaib dalam pikiran dan

jiwa para pemeluk suatu agama

sinkretisme

: sebuah peleburan antara suatu agama

dengan unsur-unsur kebudayaan se-

tempat

slametan

: upacara keagamaan agama religi

kejawen di Jawa yang mengandung

mistis dan sosial terhadap mereka yang

ikut serta di dalamnya

slash and burn

: bercocok tanam berpindah dengan cara

membuka hutan dan membakarnya

untuk dijadikan lahan pertanian

sosialisasi

: proses belajar kebudayaan dalam

hubungan dengan sistem sosial

symbolic value

: nilai simbolik

totemisme

: kepercayaan kepada binatang yang

dianggap suci

use value

: nilai guna

verstehen

: pemahaman atas perilaku manusia

Glosarium

Khazanah Antropologi SMA 1

200

Daftar Pustaka

Abdullah, Irwan. 2006.

Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ayatrohaedi. 1983.

Dialektologi Suatu Pengantar

. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Badan Standarisasi Nasional Pendidikan DEPDIKNAS. 2006.

Standar

Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Antropologi

SMA

. Jakarta: DEPDIKNAS.

Budiman, Kris. 2002.

Di Depan Kotak Ajaib: Menonton Televisi sebagai

Praktik Konsumsi.

Yogyakarta: Galang Press.

Cassirer, Ernest. 1990

Manusia dan Kebudayaan Sebuah Esai tentang

Manusia.

Jakarta: PT Gramedia.

Chaney, David. 2004.

Life Style Suatu Pengantar Komprehensif

(Terj).Bandung: Jalasutra.

Danandjaja, James. 1994

. Folklor Indonesia: Ilmu, Gosip, dongeng,

dan lain-lain

. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Geertz, Clifford. 1989.

Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat

Jawa

. Jakarta: Grafiti Pers.

Geertz, Clifford. 1982.

Involusi Pertanian

. Jakarta: Bhratara.

Geertz, Clifford. 1995.

Interpretasi Kebudayaan.

Yogyakarta: Kanisius.

Geertz, Hildred. 1981.

Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia.

Jakarta

: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.

Harris, Marvin.1996.

Culture, People, Nature: An Introduction to

General Anthropology.

New York. Longman.

Keraf, Gorys. 1984.

Tata Bahasa Indonesia

. Ende: Penerbit Nusa Indah.

Koetjaraningrat. 1989.

Kamus Antropologi.

Bandung: Rhineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1990.

Pengantar Ilmu Antropologi

. Jakarta: Rineka

Cipta.

Koetjaraningrat. 1996.

Sejarah Teori Antropologi I.

Jakarta: UI Press.

Kuntowijoyo. 1994

. Metodologi Sejarah

. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Kuper, Adam dan Jeniffer (Eds). 2000.

Ensiklopedi Ilmu Sosial.

Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Levinson, David. 1996.

Encyclopedia of Cultural Anthropology Vol.

IV

. New York: Holt & Rheinhart Company.

Nasikun. 2004.

Sistem Sosial Indonesia

. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Pateda, Mansoer. 1991.

Linguistik Terapan

. Ende: Penerbit Nusa Indah.

Pei Mario. 1965.

Kisah Daripada Bahasa

, Terj. Nugroho Notosusanto.

Jakarta: Bhratara.

Poedjosoedarmo, Soepomo. 2001.

Filsafat Bahasa

. Surakarta:

Muhammadiyah University Press.

200

Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek dan Tradisi Lisan

201

Rogers, Everett. M.1963.

Diffusion of Innovations

. New York: The Free

Press.

Soekmono.1998.

Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia I

.

Yogyakarta: PT Kanisius.

Taylor, E. B.. 2002.

A Reader in The Anthropology of Religion.

Boston:

Balckwell.

Thomson, Richard T.

1996. Encyclopaedia of Cultural Anthropology

Vo l .

I.

New York: Henry Holt.

Tim Penyusun Indonesian Heritage. 2002.

Indonesian Heritage 10

:

Bahasa dan Sastra. Jakarta: Grolier.

Tim Penyusun Indonesian Heritage. 2002.

Indonesian Heritage 9

:

Agama dan Upacara. Jakarta: Grolier.

Yudi Cahyono, Bambang. 1994.

Kristal-Kristal Ilmu Bahasa

. Malang:

Tanpa Penerbit.

Khazanah Antropologi SMA 1

202

A.L. Kroeber, 53

Adat menetap, 52, 53

Akulturasi, 12, 13, 14, 15, 95, 99, 100

Asimilasi, 13, 16, 17, 18, 97, 99

Barter, 67

Budaya asing, 4, 7, 8, 9, 10,12,13

Budaya lokal, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13

C. Cluckhon, 53, 56,

Clifford Geertz, 4, 5, 21, 28, 30, 40, 73, 121

Culture contact

, 13

Determinisme geografis, 48

Dialek, 57, 58, 59, 79, 140, 141, 142, 167, 168

Difusi, 101

E.B. Taylor, 82, 119

Emile Durkheim, 82

Enkulturasi, 120, 122

Ernst Cassirer, 80

Etnografi, 70, 71

Folklor, 156

Franz Boas, 85, 87

Gotong royong, 5, 6, 10, 12

Haryati Subadio, 8

Holistik, 71

Individualisme, 10

Jodoh ideal, 61, 62

Keesing, 51

Keluarga inti, 62, 63

Koentjaraningrat, 4, 10, 11, 12,

32, 57, 68,

81, 82, 99, 122

Kultural universal, 56, 58, 61, 71, 73, 89,

109

LEKRA

,

87

Malinowski, 78

Marvin Harris, 60

Indeks

Masyarakat majemuk, 17, 18, 19, 21, 22,

23, 27, 28

mbis

, 85

Mebanten

, 6

Media massa, 9, 10, 15, 129, 130, 131, 132

Meramu, 67

Michael Angelo, 86

Ngaben

, 6,12

Norma, 43

Parpol, 55

Pemilu, 53, 54

Penetration pacifique

, 101

Perkawinan, 60, 61, 62,

Pewarisan budaya, 1

17, 118, 119, 120, 121,

123, 124, 126, 131, 132

Pramoedya A. Toer, 87

Pranatamangsa

, 58, 59, 71

Profan, 82

Religi, 52, 56, 68, 69, 71, 81

Sacred

, 82

Selamatan, 55

Seni, 52, 56, 85, 86

Sistem bahasa, 52, 56, 79, 80

Sistem kekerabatan, 52, 56

Sistem pengetahuan, 52, 56, 59

Sosialisasi, 120, 121

Spiritualisme, 85

Subak

, 6

Sumpah Pemuda, 81

Teknologi, 52, 56, 63, 71

Unsur kebudayaan, 56

Van Gennep, 83

Visual culture

, 70

Wujud kebudayaan, 54, 55

202

ISBN 978-979-068-667-0

Harga Eceran Tertinggi (HET ) Rp.11.146,-